Penyakit Milia

Penyakit MiliaPenyakit Milia. Bagi orang tua yang baru pertama kali memiliki seorang bayi, perjuangan untuk memberikan perawatan sepenuhnya agar sang buah bati dapat merasa nyaman.

Tapi bagaimana bila tiba-tiba terdapat sebuah kelainan pada kulit bayi? Bagi orang tua yang baru pertama kali menghadapi hal-hal baru, jangan terburu-buru panik, tapi tenangkanlah diri dan mulai berpikir dengan kepala dingin.

 

Penyakit yang menyerang kulit bayi yang baru lahir biasanya disebut dengan penyakit milia. Bayi yang baru lahir sangat mudah terjangkit penyakit milia karena imunitasnya yang masih sangat rendah.

Tapi tenang, penyakit milia bukanlah penyakit kulit kronis yang berbahaya. Selain itu, penanganan yang tepat dapat membuat bayi kembali mendapatkan kenyamanan.

Gejala Penyakit Milia

Penyakit milia sebenarnya merupakan penyakit kulit yang bisa timbul pada semua usia. Hanya biasanya penyakit ini lebih sering menyerang bayo yang baru lahir.

TERKAIT:  Mengetahui Stadium Kanker Serviks

Secara medis, penyakit milia dapat timbul karena kelenjar sebasea pada kulit tertumpuk oleh sel-sel kulit mati yang tidak terlepas dan pada akhirnya menyebabkan permukaan kulit memiliki bintik seperti jerawat yang berisi cairan putih atau kekuningan.

Pada bayi, penyakit milia ini akan hilang dengan sendirinya setelah beberapa minggu bayi dilahirkan. Pada bayi, biasanya penyakit milia tampak seperti bercak putih dan banyak ditemukan di daerah sekitar hidung, pipi, ataupun dagu bayi.

Orang tua, tidak perlu khawatir bila menemukan penyakit ini, karena ini adalah penyakit umum pada bayi baru lahir. Akan tetapi, bila milia tidak hilang dari tubuh bayi setelah tiga bulan, maka akan lebih baik bila segera melakukan konsultasi pada dokter untuk mendapatkan penangan yang lebih lanjut.

Faktor Penyebab Penyakit Milia

Karena penyakit milia ini dapat menyerang siapa saja bukan hanya pada bayi, akan lebih baik bila mencari tahu alasan penyebab munculnya penyakit milia pada kulit seseorang.

TERKAIT:  Cara Mengatasi Mimisan

Meskipun penyakit milia berbentuk seperti bintil kecil jerawat, penyakit ini sangatlah berbeda dengan jerawat. Penyakit milia seringkali muncul akibat:

Trauma

Bukan hanya mental seseorang yang bisa menghadapi trauma, tapi kulit juga dapat merasakan trauma. Kulit yang terlalu sering terkena iritasi akibat jerawat yang dipencet atau perawatan kulit wajah yang terlalu kasar dapat membuat kulit merasakan trauma.

Cuaca

Musim panas diindikasi menjadi waktu paling sering milia muncul pada kulit seseorang. Karena penyakit milia terjadi pada lapisan kulit yang tertutup oleh sel-sel kulit mati, maka cuaca panas dan keringat dapat menjadi pendorong milia.

Luka bakar

Bergantinya kulit tubuh membentuk sel-sel kulit baru, dan sel kulit yang mati seharusnya terkelupas, namun pengelupasan tidak terjadi dengan sempurna sehingga muncullah milia.

Alergi produk

Beberapa produk kecantikan seringkali menjadi penyebab tersumbatnya pori-pori kulit sehingga kelenjar keringat yang seharusnya menjadi jalan keluar kotoran tersumbat.

TERKAIT:  7 Cara Mengobati Penyakit Acanthosis Nigricans

Penanganan Penyakit Milia

Penyakit milia memang tidak berbahaya, namun kemunculannya pada kulit wajah seseorang sangatlah menggangu kenyamanan dan penampilan. Menangani penyakit milia tidak sesulit yang dibayangkan.

Untuk bayi yang baru lahir, bila penyakit milia tidak hilang dalam waktu beberapa minggu, maka penyakit milia dapat ditangani dengan mengoleskan krim secara teratur. Usapkan krim dengan merata tapi berhati-hati jangan sampai menekannya karena dapat menimbulkan bekas luka dan iritasi di bagian kulit.

Sedangkan pada orang dewasa, penyakit milia dapat ditangani seorang diri dengan menggunakan produk yang bersifat oil free atau bisa langsung menemui dokter spesialis untuk menghilangkannya dengan sejenis alat penghilang komedo.

Semoga bermanfaat.